Begini Kondisi Bahri, Warga Miskin di Lumbung Beras Kabupaten Sidrap

SIDRAP, BestNews19.com – Status sebagai daerah penyangga pangan, dan lumbung beras yang disandang Kabupaten Sidrap, rupanya-rupanya tak menjamin kesejahteraan warganya.

Kenyataannya, masih ada warga yang hidupnya berada di bawah garis kemiskinan.

Hal ini terungkap saat beberapa awak media berkunjung ke Dusun 3 Desa Allakkuang, Kecamatan Maritengngae Kabupaten Sidrap, senin (16/03/2020).

Bahri, warga Allakkuang merupakan salah satu dari puluhan warga yang masuk dalam katagori keluarga miskin.

Ironisnya lagi, di tengah hidupnya serba kekurangan ini, Bahri yang kini berusia (59) tahun, harus hidup melawan sakit paru-paru yang dideritanya.

Hidup di rumah yang tak layak huni dan tidak terawat, Bahri ditemani sang istri dan 3 anaknya yang semuanya berprofesi sebagai buruh batu gunung.

Meski berjuang melawan sakit, Bahri harus bekerja sebagai pekerja di usaha pengrajin batu cobek.

Untuk pemenuhan hidupnya sehari-hari yang serba sulit, belum lagi kondisi kesehatannya yang labil, menjadi kendala sehari-hari.

Menurut Bahri, “dirinya menderita Penyakit Paru-paru kurang lebih 5 Tahun. Namun semangat kerjanya tak pernah kendor dalam menafkahi keluarganya”.

Bahri dan istrinya Rohani (49) memiliki 3 anak, 2 laki-laki yang saat ini bekerja sebagai buruh bangunan, 1 Perempuan yang duduk dibangku Sekolah Menengah Pertama (SMP)”, ucapnya pada awak media.

Ia mengaku, “selama menderita penyakit Paru-paru, penghasilannya sebagai pengrajin batu cobek semakin hari semakin menurun”.

“Selama menderita penyakit paru-paru, saya susah kerja. Tapi, mau tak mau harus menafkahi keluarga,” katanya dengan nada sedih.

“Selain menafkahi keluarganya, Bahri juga mencari nafkah untuk pengobatannya, setiap bulan, ia harus membeli obat seharga Rp. 800 ribu”, ungkap Bahri.

Bahri yang tinggal di rumah yang hampir keok ini, mengakui bahwa “tak pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah daerah (Pemda) Sidrap”.

Ia pernah terdaftar sebagai penerima bantuan bedah rumah beberapa tahun yang lalu, namun hingga saat ini bantuan tersebut belum teralisasi (Sep/C13).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *