PAREPARE, BESTNEWS – Dermaga Pelabuhan Nusantara Parepare kembali menjadi sorotan, Selain keberadaan penjual asongan dan pengamen yang masih berkeliaran di area dermaga pelabuhan, Sabtu (13/09/2025).
Sejumlah pengguna jasa juga mengeluhkan fasilitas yang dinilai tidak sebanding dengan biaya masuk maupun tarif parkir yang mahal.
Keberadaan penjual asongan dan pengamen masih kerap terlihat di area dermaga pelabuhan, meski aturan larangan sudah berulang kali disampaikan pihak otoritas dan pengelola pelabuhan serta papan bicara terpasang di pagar pembatas.
Pantauan di lapangan, sejumlah penjual asongan tampak menawarkan jualannya kepada para penumpang kapal.
Tak hanya itu, Gepen atau Peminta-minta masih berkeliaran untuk mengais rezeki dari para penumpang.
Beberapa penumpang menilai kondisi tersebut mengganggu kenyamanan dan menimbulkan kesan semrawut di area dermaga.
Walaupun, Pihak Pelindo sebelumnya sudah melakukan operasi dengan menertibkan para penjual asongan dan gepeng tersebut.
Namun, minimnya pengawasan membuat aktivitas penjual asongan dan gepen sulit dicegah sepenuhnya.
Kondisi ini menjadi tantangan tersendiri bagi pengelola pelabuhan, di tengah upaya meningkatkan pelayanan dan kenyamanan bagi penumpang kapal di Kota Parepare.
Kondisi ini dianggap mencoreng citra pelabuhan yang seharusnya menjadi pintu gerbang utama transportasi laut di wilayah Ajatappareng.
Sejumlah LSM dan pemerhati pelayanan publik juga menyoroti hal ini.
Mereka menilai pengelola pelabuhan perlu melakukan penataan, baik terhadap pedagang asongan dan gepen, maupun perbaikan fasilitas dasar yang menunjang kenyamanan penumpang.
Seperti halnya yang disampaikan oleh Ahmad Basri, Koordinator Koalisi Peduli Pare (KPP) Menyebutkan, pihak Pelindo Parepare dinilai tidak becus dalam mengelola Pelabuhan Nusantara Parepare.
“Yang kita pertanyakan adanya penjual asongan yang masih menjajakan jualan di area dermaga dan Peminta-minta. Bukan hanya itu Landecer atau pas masuk penumpang ini juga dianggap terlalu tinggi dan tidak sebanding dengan layanan dan fasilitas yang ditawarkan,” Katanya.
Masalah ini sudah berlangsung lama, dan belum ada langka kongkrit yang dilakukan oleh pihak pengelola Pelabuhan Nusantara Parepare untuk menyikapi hal ini.
Secara terpisah, GM Pelindo Parepare, Beny yang dihubungi melalui telepon genggamnya mengaku hal tersebut.
Dia mengatakan, pihaknya selama ini sudah melakukan rapat koordinasi bersama sejumlah pengusaha pelayaran untuk mencari solusi penindakan terhadap penjual asongan dan gepen di area dermaga.
Menurutnya, keberadaan penjual asongan dan gepen di area dermaga menjadi tanggungjawab bersama.
“Ini memang menjadi PR (Pekerjaan Rumah) kita, apalagi saya masih baru disini, baru sekitar satu bulan. Saya sampaikan kepada teman-teman agar tetap menghalau keluar jika ada didapat di area dermaga, tapi pada intinya jangan sampai ada benturan lah, karena kita tahu kondisi saat ini,” Jelasnya.
Dia menambahkan, Jika penjual asongan dan gepen ini masuk ke area dermaga melalui lubang tikus (lompat pagar red).
“Minggu depan kita ke pelabuhan Nusantara sama-sama cek kawan nanti saya kabari,” tutupnya (707).