Oknum Subdit Resnarkoba Polda Sulsel Peras Terduga Pelaku Bandar Sabu. Ini Pengakuan Sumbernya

MAKASSAR, BESTNEWS –  Kasus pemerasan berkedok pengungkapan kasus dugaan penyalahgunaan narkotika jenis sabu menjadi sorotan publik.

Sejumlah terduga pelaku mengakui dijadikan sapi perasan oleh oknum-oknum petugas dari Diresnarkoba Polda Sulsel.

Pasalnya, alih-alih melakukan Undercover Buy atau penyelidikan dalam pengungkapan kasus-kasus Penyalahgunaan narkoba (Lahgun) rupanya dijadikan kedok semata.

Ujung-ujungnya, masyarakat yang dituduhkan sebagai pelaku narkoba dijadikan lahan pemerasan dengan menyita uang milik korban terduga pelaku dengan alasan ditemukan barang bukti hasil transaksi narkoba.

Selain itu, kedok sapi perah muncul kemudian sejurus dengan pengalihan akan ditindak lanjuti jika tak membayar mahar yang disebutkan oknum-oknum petugas mengaku dari tim unit Subdit 1 Ditresnarkoba Polda Sulsel.

Kasus inipun muncul setelah sejumlah keluarga terduga pelaku lahgun membenarkan uang milik pribadi terduga diambil untum dijadikan barang bukti.

Tak sampai disitu, oknum yang memeras ini mengalihkan perhatian keluaega pelaku dengan meminta sejumlah mahar tambahan agar kasus ini tidak ditingkatkan ke penyidikan.

Disinilah terjadi negoisasi mahar yang diminta oknum polisi. Sebut saja perwira muda berinisial (RAP) dari salah satu Subdit di Ditresnarkoba Polda Sulsel.

Tugasnya oknum polisi ini, sebagai eksekutor menerima mahar yang sudah disepakati bersama kedua pihak.

Hal ini muncul setelah aksi Pengungkapan kasus narkoba di salah satu wilayah di Ajatappareng berbuntut pemerasan pada pihak keluarga terduga pelaku narkoba.

Salah satu keluarga korban pemerasan menceritakan pada awak media ini jika uang yang disebut-sebut mahar termasuk uang dijadikan barang bukti yang diambil paksa dari lemari pakaian dikamar pribadi terduga yang jadi korban pemerasan itu diserahkan kepada oknum polisi sebagai eksekutor berinisial RAP, Kanit di salah satu Subdit Ditresnarkoba Polda Sulsel.

“Oknum ini yang eksekutor itu uang pak, dia yang kukasi tambahan Rp.30 juta. Ada juga uang tunai pribadi saya Rp.5 juta juga diambil katanya alasan pengembangan kasus. Padahal tidak ada barang bukti narkoba yang ditemukan,”ujar Sumber ini yang tidak ingin disebut-sebut namanya di media.

Tak sampai disitu, masih cerita keluarga terduga pelaku korban pemerasan, menyebutkan jika Keluarganya ini dijadikan lahan sapi perah karena sebelum-sebelumnya oknum-oknum ini sering kali turun menemui mereka meminta uang setiap minggunya dengan berbagai macam alasan.

“Ini biasa setiap minggunya pak menelpon saya meminta uang antara Rp.5 juta hingga Rp.30 juta pak. Dia sendiri yang datang menjemput uangnya dan tidak mau bentuk transfer karena sesuatu hal. Saya sendiri saksinya mereka sering meminta uang pada keluarga saya dan ini saya bisa pertanggungjawaban,” ujarnya menambahkan.

Informasi lain, pada kesempatan berbeda ulah oknum petugas ini sering beraksi dengan modus yang sama di tempat lain atau terduga pelaku lainnya.

“Mereka pura-pura grebek keluarga saya dengan alasan ada informasi menyimpan narkoba, padahal ujung-ujungnya tidak ada barang bukti ditemukan, namun tetap dijemput paksa dan dibawa keliling naik mobil. Dalam modusnya mereka sebenarnya mengancam akan meningkat ke penyidikan kalau tidak memenuhi keinginannya. Terakhir dia minta yang Rp.30 juta sebagai tebusan,”katanya sumber lainnya yang jadi korban pemerasan ini.

Masih cerita keluarga terduga pelaku mengakui cara mengeksekusi mahar disepakati itu korban digiring ke suatu tempat yang disebut Base Camp.

Disitulah, kata dia, terduga pelaku narkoba menurut dia, di inapkan selama satu malam atau lebih. Tergantung negosiasi mahar disepakati secepatnya.

“Ada tempatnya khusus sebagai base camp tempat mereka mengeksekusi para terduga pelaku narkotika. Saya liat sendiri itu base camp-nya karena saya sendiri yang temani keluarga saya mengantar uang tunai sesuai permintaan yang disetujui sebagai uang tebusan ata uang mahar,” Tuturnya menceritakan insiden pemerasan yang dialaminya.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada pihak yang bertanggung jawab atas isu ini, karena saat dihubungi via WhatsApp tak pernah digubris (Rls/***).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *